KESIAPAN SEKOLAH DASAR TERPADU MENUJU PENDIDIDIKAN INKLUSIF :Studi Kasus tcntang Kesiapan Sekolah Dasar UX" lerpadu dalam Menuju Pendidikan Inldusifdi Kecamatan Dauh Puri Kota Denpasar Provinsi Bali, Tahun2005

Judul tesis ini adalah "Kesiapan Sekolah Dasar Terpadu Meiuiju Pendidikan Inklusif. Judul mi dilatarbelakangi oleh pennasalahan bahwa lavanan pendidikan kebutuhan khusus saat ini tidak hanya diselenggarakan di sekolah khusus (SLB/SDLB) saja, tetapi juga di sekolah reguler di tingkat SD. Namun pelaksanaamiva maxih belum dilakukan secara optimal dikarenakan tidak menggambarkan paradigma pendidikan inklusif sepcrti kurangnya mcngadopsi kcbcragaman dan pcrbcdaan individu. kurancnya kepeduhan terhadap hambatan pembelajaran, sulit meimadaptasikan kurikulum "dan kurangnya dukungan sekolah dalam interaksi pembelajaran dan linekuiman vane memenuhi kebutuhan khusus siswa. " ~ Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan sekolah dasar dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif. Fokus penelitiannya adalah- (1) kesiapan guru meliputi pemahaman tenlang pendidikan inklusif kepedulian dalam memhantu hambatan belajar siswa, adaptasi kurikulum, dan interaksi pembelajaran vane kondusif (2) Kepala sekolah meliputi pemahaman tcntang pendidikan inklusif, merencanakan mengkoordinasikan, mengevaluasi dan menindaklanjuti program terkait dengan pendidikan inklusif. Ketiga, lingkungan fisik meliputi aksesibilitas, fteksibilitas kenyamanan, keindahan, sarana dan prasarana. Penelitian ini menggunakan pendekatan knalitatif, dengan metode studi kasus tunggal yaitu sekolah. Teknik peneumpulan datanya adalah wawancara dan observasi. Justifikasi penelitian ini didasarkan pada aspek kekuatan dan hambatan yang menjadi kesiapannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan dalam aspek kekuatan gunr (a) guru-guru memahami pendidikan inklusif berdasarkan pengalaman, pendangan padagogis dan filosofinya tentang hak anak; (b) guru-guru menunjukkan kepedulian terhadap hambatan dan kebutuhan siswa berlandaskan budaya dan kepercayaan vane dianutnya; (c) guru-guru memahami pentingnya adaptasi kurikulum untuk anak berkebutuhan khusus, tetapi implementasinya sulit dilaksanakan; (d) guru-euru menciptakan interaksi pembelajaran yang kondusif dengan menggunakan pendekatan banfuan secara kelompok dan individual. Sedangkan hambatannva adalah dalam hal adaptasi kurikulum, sulitnya membagi perhatian yang intensif terhadap abk, dan kurangnya motivasi. Sementara itu, kekuatan kepala sekolah adalah (a) sikap responsif terhadap program pemerintah (dalam hal ini pendidikan inklusif), (b) menciptakan iklim kerja sama yang kondusif, (c) pembinaan dengan membcrdayakan staf mini, (d) sensitif terhadap keterbatasan sumber daya sekolah sehingga dengan segera' melakukan perbaikan dan pembenahan sekolah sebagai tindak lanjut program. Hasil penelitian ini berimplikasi kepada pengembangan pendidikan inkh-sif tenitama dalam proses pembelajaran yang ramah, dimana perbedaan atau keberagaman karaketnstik dan kebutuhan khusus siswa menjadi titik tolak modifikasi program pembelajaran. Hal ini memerlukan perubahan paradigma baru tentang pendidikan dari para kepala sekolah dan guru serta pengambil kebijakan. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dirckomendasikan kepada Kepala Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan terkait, pusat sumber bahwa implementasi pendidikan inklusif memerlukan dukungan berupa kebijakan tentang modifikasi program kurikulum disampmg pentingnya rambu-rambu pemerintah. Dan tentu saja kepada para peneliti selanjutnya agar dapat meneliti masalah ini dengan lebih mendalam dan hias